BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Proses
pendewasaan pada manusia sangat normal dan wajar terjadi.Pada saat saat inilah
manusia dapat mengenal jati diri mereka , kebahagiaan , arti hidup dan
sebagainya tidak terkecuali dengan penderitaan. Beberapa dari mereka dapat
menanggapi permasalahan yang berujung kepada penderitaan tersebut secara
bijaksana , namun tidak sedikit pula yang tidak sanggup untuk memikul beban penderitaan
hidup itu sendiri.
Banyak
faktor yang berhubungan dengan penderitaan manusia mulai dari faktor keagamaan
, faktor sosial , sampai faktor kesehatan jiwa manusia itu sendiri.Melalui
penderitaan manusia bisa lebih mendekatkan diri kepada yang maha kuasa.Melalui
penderitaan seorang manusia akan berdampak dari cara mereka bersosialisasi
dengan lingkungannya , dan dari penderitaan ini pula kesehatan dan mental
seseorang dapat berpengaruh.
1.2 Perumusan Masalah
·
Apa yang dimaksud dengan penderitaan, dan
kekalutan mental?
·
Bagaimana gejala seseorang mengalami
kekalutan mental ?
·
Bagaimana pengaruh yang akan terjadi
pada seseorang jika mengalami penderitaan ?
·
Bagaimana proses-proses kekalutan mental
?
·
Bagaimana tahap tahap gangguan kejiwaan
?
1.3 Tujuan Penulisan
·
Mengetahui pengertian dari penderitaan ,
siksaan , dan kekalutan mental
·
Mengetahui gejala gejala seseorang
mengalami kekalutan mental
·
Mengetahui pengaruh yang akan terjadi
pada seseorang jika mengalami penderitaan
·
Mengetahui proses proses kekalutan
mental
·
Mengetahui tahap tahap gangguan kejiwaan
BAB
II
ISI
2.1 Penderitaan
Penderitaan adalah menanggung atau
menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat di rasakan oleh
manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik secara fisik
maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Level
penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang
ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu level
penderitaan. Suatu peristiwa yang di anggap penderitaan oleh seseorang belum
tentu merupakan suatu penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk
mencapai kenikmatan dan kebahagian. Memang harus diakui, di antara kita dan
dalam masyarakat masih terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh berkehendak
baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang
ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan
serta mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah
penderitaan atau paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha keras
tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan lingkungan alam
ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari
penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian yang terkandung di
dalam kemanusiaannya.
Akibat penderitaan yang
bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula
yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum
tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada
orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Mengenai
penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat
dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya
Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf
besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain
melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan
hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang
anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut.
Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan
ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya.
Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard
muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri
(kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita
yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya,
bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan
dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
2.2 Kekalutan Mental
Pengertian
kekalutan mental
Pengertian kekalutan mental
merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan
kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat
kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental
dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang
jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi
tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau
kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di
sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau
teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat
semangat lagi dalam hidup.
budaya
budaya
Gelaja-gejala
seseorang mengalami kekalutan mental
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan
mental adalah :
·
Nampak pada jasmani yang sering merasakan
pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
·
Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
·
Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya
dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif,
berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
·
Komunikasi sosial putus dan ada yang
disorientasi sosial
·
Kepribadian yang lemah atau kurang percaya
diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang
melankolis)
Dampak yang paling negatif dari
kekalutan mental yaitu berujung kepada gangguan
jiwa . Secara singkat gangguan jiwa dapat diartikan sebagai terganggunya pikiran dan rohani
seseorang yang menyebabkan orang tersebut mengalami
kesulitan dalam mengontrol dirinya .
Tahap
– tahap gangguan kejiwaan
Tahap-tahap gangguan kejiwaan
adalah:
·
Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala
kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya
·
Usaha mempertahankan diri dengan cam
negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang
yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas
memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan
diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
·
Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
·
Krisis ekonomi yang berkepanja gan telah
menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan
kecemasan.
·
Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor
ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil,
mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang
tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan
yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih
parah.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pada pokok bahasan yang telah dipaparkan pada bab isi
dapat kita tarik kesimpulan bahwa penderitaan merupakan bagian dari kehidupan
manusia. Penderitaan merupakan dampak dari permasalahan hidup seorang manusia
yang lebih tertuju pada hal hal negatif. Namun penderitaan itu sendiri tidak
selalu berdampak buruk kepada manusia walaupun memang kebanyakan dampak dari
penderitaan itu sendiri menjadi buruk pada kehidupan manusia.Penderitaan dapat
berdampak positif kepada manusia apabia manusia itu memiliki jiwa yang
bijaksana sehingga dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari penderitaan itu
sendiri.Dampak positif dari penderitaan itu sendiri yaitu membuat manusia bisa
lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
3.2 Saran
Banyak orang yang melampiaskan penderitaan
hidup mereka ke hal hal yang berbau negatif . Sebaiknya dewasa ini manusia
lebih dapat mengatur diri mereka sehingga dapat memikul penderitaan dan
menyelesaikannya dengan baik dan bijaksana.Apalagi dewasa ini ilmu ilmu
pengetahuan jauh berkembang pesat.Orang orang dapat menyelesaikan atau
mengalihkan rasa beban penderitaan mereka dengan melakukan banyak hal hal yang
lebih positif.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar