“Tak pernah berhenti berjuang pecahkan teka teki malam…. Tak
pernah berhenti berjuang pecahkan teka teki keadilan”
Kata
kata tersebut merupakan potongan dari sebuah lagu dari soundtrack sebuah film
yang judul lagu dan filmnya sama yaitu “GIE” . GIE merupakan sebuah film karya
anak Indonesia yang juga menceritakan salah seorang tokoh terdahulu di
Indonesia bernama Soe Hok Gie . Beliau merupakan seorang pemuda yang juga
seorang aktivis namun memiliki pemikiran yang sangat berbeda dari kebanyakan
para pemuda Indonesia pada zaman itu . Beliau bukan orang yang takut untuk
mengungkapkan pendapat serta tidak ragu untuk menentang pemerintahan yang
terjadi pada zaman itu .
Pada
postingan kali ini saya akan menghubungkan film GIE ini dengan beberapa Ilmu
Budaya Dasar.
Seperti yang
telah dipaparkan sebelumnya , film besutan sutradara Riri Riza pada tahun 2005
ini menceritakan tentang perjalanan hidup seorang pemuda bernama Soe Hok Gie .
Film ini diambil dari kisah nyata yang bersumber dari sejarah hidup sang tokoh
.
Siapa
sebenarnya Soe Hok Gie ?
Nama Soe Hok Gie adalah dialek Hokkian dari namanya Su Fu-yi dalam bahasa Mandarin (Hanzi: 蘇福義). Leluhur Soe Hok Gie sendiri adalah berasal dari provinsi Hainan, Republik Rakyat Tiongkok.
Ia adalah seorang anak muda yang berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian. Buku hariannya kemudian diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983) yang berisi opini dan pengalamannya terhadap aksi demokrasi.
Hok Gie dikenal sebagai penulis produktif di beberapa media massa, misalnya Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru, sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul Zaman Peralihan (Bentang, 1995).
Juga skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang, tahun 1999 diterbitkan Yayasan Bentang dengan judul Di Bawah Lentera Merah. Sebelumnya, skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di Madiun, juga sudah dibukukan dengan judul Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (Bentang, 1997).
Sebagai bagian dari aktivitas gerakan, Soe Hok Gie juga sempat terlibat sebagai staf redaksi Mahasiswa Indonesia, sebuah koran mingguan yang diterbitkan oleh mahasiswa angkatan 66 di Bandung untuk mengkritik pemerintahan Orde Lama.
Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis ketika sedang melakukan aktivitas kegemarannya yaitu memanjat gunung.
Dalam film
ini sosok seorang Soe Hok Gie yang diperankan oleh salah seorang aktor muda bebrakat indonesia Nicholas Saputra digambarkan sangat jelas berbeda dengan mahasiswa
mahasiswa kebanyakan pada saat itu . Soe Hok Gie memiliki kehidupan dan
pemikiran yang sangat berprinsip , kritis , dan nasionalis. Film ini dapat
menjadi suatu inspirasi bagi kalangan mahasiswa untuk dapat menjadi generasi yang
memiliki pemikiran yang kritis untuk menanggapi berbagai hal dan berpendirian
yang kuat.
Apabila
dikaitkan dengan Ilmu Budaya Dasar , dapat dijabarkan sebagai berikut :
·
Film GIE ini sangat berhubungan dengan bab “Manusia dan Pandangan Hidup” . Sebab
sosok seorang GIE memiliki pandangan hidup yang idealis dan kritis. Beliau
tidak takut untuk menentang PKI pada zaman itu dan menyampaikan aspirasinya
dari tulisan tulisannya di media massa sampai dengan beliau mendapatkan banyak
simpati dari publik meski hal tersebut memprovokasi banyak musuhnya pada waktu
itu.
·
Film GIE ini juga berhubungan dengan bab “Manusia dan Keadilan” , hal ini dapat
dilihat dari salah satu scenenya yang menggambarkan ketika GIE sewaktu duduk di
bangku sekolah dahulu mendapatkan nilai ujian yang lebih rendah dibandingkan
temannya. Ia yakin bahwa nilai temannya itu dipengaruhi oleh status temannya
yang merupakan seorang keponakan dari salah satu gurunya , dan juga ketika
nilai ulangannya dikurangi oleh gurunya ketika ia mengoreksi kesalahan dari
ajaran gurunya , gie pun mencoba meminta keadilan disini .
·
Bab “Manusia
dan Penderitaan” , pada hal ini digambarkan dari kisah hidup GIE dan scene
di film ini yang menggambarkan kehidupannya mulai kacau karena diterror dan
dikejar kejar oleh musuhnya . Ia tidak berani untuk berdiam diri di rumahnya.
Hal ini disebabkan oleh tentangan GIE kepada pemerintahan zaman itu yang
menimbulkan pemberontakan dari beberapa kaum yang setuju dengannya . Beberapa
orang yang ditentangnya mencoba mencari dirinya untuk selanjutnya membuat GIE
tidak lagi dapat beraspirasi. Pada tahap ini kehidupannya sempat kacau dan
sangat menderita.
·
“Manusia
dan Cinta Kasih” , untuk bab ini yang dapat diambil adalah beruntungnya Soe
Hok Gie memiliki orang orang yang masih mencintai dan menyayangi dirinya .
Teman teman dan kerabatnya serta salah satu teman wanitanya yang bernama Ira
(diperankan oleh Sita Nursanti) yang sangat setia mendampinginya . Namun dalam film ini kisah cinta diantara
keduanya tidak terlalu ditonjolkan sehingga menimbulkan pemikiran bahwa Ira
hanya merupakan tokoh tambahan saja diluar kisah nyatanya pada zaman dulu.
Berikut
beberapa hal yang dapat dipaparkan untuk hubungan sebuah film dengan Ilmu
Budaya Dasar. Film GIE ini saya pilih karena film ini sangat menginspirasi
terutama bagi kalangan Mahasiswa pada saat ini dengan kenyataan zaman yang
seperti ini lebih membutuhkan banyak generasi generasi muda yang dapat
berpikiran seperti Soe Hok Gie ini .
Menurut saya
, film ini walaupun merupakan film lama namun merupakan salah satu film terbaik
Indonesia dan sangat direkomendasikan untuk ditonton . Ada beberapa kutipan
dari Soe Hok Gie yang dapat kita jadikan sebagai Inspirasi antara lain "Lebih
baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan." dan “Saya tidak mau jadi pohon bambu , saya mau
jadi pohon oak yang berani menantang angin” .
Trailer Film GIE
Pada akhir film ini terdapat sebuah penggalan puisi yang memiliki makna yang dalam dengan penyampaian yang sangat apik pada film ini , berikut cuplikannya...
0 komentar:
Posting Komentar