Laman

Minggu, 30 Maret 2014

Makalah Manusia dan Penderitaan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang
          Proses pendewasaan pada manusia sangat normal dan wajar terjadi.Pada saat saat inilah manusia dapat mengenal jati diri mereka , kebahagiaan , arti hidup dan sebagainya tidak terkecuali dengan penderitaan. Beberapa dari mereka dapat menanggapi permasalahan yang berujung kepada penderitaan tersebut secara bijaksana , namun tidak sedikit pula yang tidak sanggup untuk memikul beban penderitaan hidup itu sendiri.
            Banyak faktor yang berhubungan dengan penderitaan manusia mulai dari faktor keagamaan , faktor sosial , sampai faktor kesehatan jiwa manusia itu sendiri.Melalui penderitaan manusia bisa lebih mendekatkan diri kepada yang maha kuasa.Melalui penderitaan seorang manusia akan berdampak dari cara mereka bersosialisasi dengan lingkungannya , dan dari penderitaan ini pula kesehatan dan mental seseorang dapat berpengaruh.



1.2     Perumusan Masalah

·         Apa yang dimaksud dengan penderitaan, dan kekalutan mental?
·         Bagaimana gejala seseorang mengalami kekalutan mental ?
·         Bagaimana pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan ?
·         Bagaimana proses-proses kekalutan mental ?
·         Bagaimana tahap tahap gangguan kejiwaan ?
1.3     Tujuan Penulisan
·         Mengetahui pengertian dari penderitaan , siksaan , dan kekalutan mental
·         Mengetahui gejala gejala seseorang mengalami kekalutan mental
·         Mengetahui pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan
·         Mengetahui proses proses kekalutan mental
·         Mengetahui tahap tahap gangguan kejiwaan


BAB II
ISI

2.1     Penderitaan
            Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat di rasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik secara fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Level penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu level penderitaan. Suatu peristiwa yang di anggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan suatu penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagian. Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan serta mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian yang terkandung di dalam kemanusiaannya.
            Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara. 
           
            Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian,  sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.




2.2       Kekalutan Mental

Pengertian kekalutan mental
            Pengertian kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.
budaya

Gelaja-gejala seseorang mengalami kekalutan mental
            Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :

·         Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
·         Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
·         Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
·         Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi sosial
·         Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)

                        Dampak yang paling negatif dari kekalutan mental yaitu berujung kepada            gangguan jiwa . Secara singkat gangguan jiwa dapat diartikan sebagai             terganggunya pikiran dan rohani seseorang yang menyebabkan orang tersebut             mengalami kesulitan dalam mengontrol dirinya .

Tahap – tahap gangguan kejiwaan
            Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:

·         Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya
·         Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
·         Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
·         Krisis ekonomi yang berkepanja gan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
·         Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.












BAB III
KESIMPULAN

3.1     Kesimpulan
            Pada pokok bahasan yang telah dipaparkan pada bab isi dapat kita tarik kesimpulan bahwa penderitaan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Penderitaan merupakan dampak dari permasalahan hidup seorang manusia yang lebih tertuju pada hal hal negatif. Namun penderitaan itu sendiri tidak selalu berdampak buruk kepada manusia walaupun memang kebanyakan dampak dari penderitaan itu sendiri menjadi buruk pada kehidupan manusia.Penderitaan dapat berdampak positif kepada manusia apabia manusia itu memiliki jiwa yang bijaksana sehingga dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari penderitaan itu sendiri.Dampak positif dari penderitaan itu sendiri yaitu membuat manusia bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME.

3.2     Saran
          Banyak orang yang melampiaskan penderitaan hidup mereka ke hal hal yang berbau negatif . Sebaiknya dewasa ini manusia lebih dapat mengatur diri mereka sehingga dapat memikul penderitaan dan menyelesaikannya dengan baik dan bijaksana.Apalagi dewasa ini ilmu ilmu pengetahuan jauh berkembang pesat.Orang orang dapat menyelesaikan atau mengalihkan rasa beban penderitaan mereka dengan melakukan banyak hal hal yang lebih positif.








DAFTAR PUSTAKA





0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes